Latest Updates

Produk HIMMAKI

Produk HIMMAKI

Inilah produk prakarya anak2 Kimia yang berhasil meraih juara 2 pada kegiatan yang diselenggarakan oleh fakultas. Berikut akan dipaparkan cara pembuatan dan kandungan yang terdapat pada produk. Selamat menikmati...

ES KRIM TALAS
I. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan industri kuliner di Indonesia, tanaman umbi-umbian telah lama digunakan masyarakat kita sebagai makanan selingan atau sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Dari sekian banyak jenis umbi-umbian yang paling dikenal adalah talas. Talas (Colocasia esulenta (L) Schoot) atau talas Bogor dibudidayakan hampir di seluruh kepulauan nusantara dari tepi pantai sampai ke pegunungan, di atas 1000 meter dari permukaan laut, baik liar maupun ditanam.
Berabad-abad yang lalu, talas merupakan makanan pokok di Asia dan Kepulauan Pasifik. Di Indonesia, talas digunakan sebagai makanan tambahan atau sayur. Umbi talas digunakan untuk berbagai macam masakan. Umbi anak, tangkai dan daunnya digunakan untuk sayur. Umbi dapat diolah menjadi keripik talas yang gurih. Makanan khas yang dibuat dari daun talas adalah buntil. Bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok dan cairan akar rimpang talas digunakan untuk obat bisul. Di Irian jaya, talas digunakan sebagai makanan pokok.
Talas merupakan umbi berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat. Kulit talas berwarna kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Sedangkan warna dagingya putih keruh. Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat. Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Kandungan gizi talas
Kandungan gizi
Talas mentah
Talas rebus
Energi (kal)
120
108
Protein (g)
1,5
1,4
Lemak (g)
0,3
0,4
Hidrat arang total (g)
28,2
25,0
Serat (g)
0,7
0,9
Abu (g)
0,8
0,8
Kalsium (mg)
31
47
Fosfor (mg)
67
67
Besi (mg)
0,7
0,7
Karoten total
0
0
Vitamin B1 (mg)
0,05
0,06
Vitamin C (mg)
2
4
Air (g)
69,2
72,4
Bagian yang dimakan (%)
85
100
Sumber : Slamet D.S dan Ig.Tarkotjo (1980), majalah gizi dan makanan jilid 4, hal 26, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kira-kira sebanyak 18,2% dan sukrosa serta gula pereduksinya 1,42%.
Rasa gatal yang tertinggal di mulut setelah memakan talas menjadi masalah tersendiri. Rasa gatal tersebut disebabkan oleh suatu zat kimia yang disebut kalsium oksalat. Kalsium oksalat tidak menimbulkan gangguan serius. Kalsium oksalat dapat dihilangkan dengan cara pencucian menggunakan banyak air atau dengan cara pengukusan serta perebusan yang intensif. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Riatyastie dan Arik Purwani menunjukkan bahwa rasa gatal pada talas dapat dihilangkan dengan perendaman menggunakan garam (NaCl) yang dilarutkan dalam air.
Untuk memperoleh kadar kalsium oksalat yang rendah pada talas dapat dilakukan sebagai berikut :
1. talas dicuci sampai bersih selama 5 menit menggunakan perbandingan talas dan air 1 : 4
2. talas direndam selama 20 menit menggunakan NaCl berkadar 1%
3. talas dicuci kembali seperti pada point 1
air yang digunakan sebaiknya air mengandung sedikit mineral dan menggunakan NaCl murni agar tidak ada kotoran yang terserap dalam perendaman.
Pencucian dan perendaman dengan air berfungsi untuk menghilangkan zat-zat pengotor dalam talas. Penurunan kadar oksalat terjadi karena reaksi antara natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksalat (CaC2O4). Garam (NaCl) dilarutkan dalam air terurai menjadi ion-ion Na+ dan Cl-. Ion-ion tersebut bersifat sepereti magnet. Ion Na+ menarik ion-ion yang bermuatan negatif dan Ion Cl- menarik ion-ion yang bermuatan positif. Sedangkan kalsium oksalat (CaC2O4) dalam air terurai menjadi ion-ion Ca2+ dan C2O42-. Na+ mengikat ion C2O42- membentuk natrium oksalat (Na2C2O4). Ion Cl- mengikat Ca2+ membentuk endapan putih kalsium diklorida (CaCl2) yang mudah larut dalam air.
CaC2O4 + 2NaCl Na2C2O4 + CaCl2
Waktu optimum yang dibutuhkan dalam proses pengikatan ini adalah 20 menit. Setelah selesai, talas harus dicuci dan direndam dalam air untuk menghilangkan sisa garam mineral dan endapan yang kemungkinan masih menempel pada talas.
Es krim adalah makanan yang disukai anak-anak biasanya dikonsumsi setelah makan siang, atau lebih tepatnya sebagai cuci mulut. Dewasa ini, kita sering mendengar banyak makanan anak-anak yang banyak mengandung sakarin, bahan pengawet, ataupun pewarna lain yang dapat membahayakan kesehatan anak-anak kita, sehingga untuk menaggulangi hal itu, kita sebagai orang terpelajar harus mampu mensiasatinya. Dengan adanya es krim dari bahan alami yamg kaya akan gizi ini, bisa menjadi alternative sebagai pengganti es krim yang dijual di pasaran.
II. ALAT DAN BAHAN
ALAT:
- Blender
- Sendok
- Pemanas
- Rantang
- Panci
BAHAN:
- Talas
- Sahne
- Gula
- 100 ml air
- 700 ml susu segar
- Coklat bubuk
- 1 sdm tepung maizena, larutkan dengan sedikit air
- 3 kuning telur ayam, kocok
III. CARA PEMBUATAN
Adonan 1
- Talas diblender, kemudian ditaruh ke dalam panci.
- Masukkan Sahne, susu dan coklat bubuk.
- Seluruhnya dipanaskan pelan-pelan sambil terus diaduk (Elektroherd : angka 2)
- Jika sudah panas (gelembung udara mulai naik), panci diturunkan.
Adonan 2
- Telur (kuning+putihnya), gula, dan vanili diblender (dikocok). Lalu dituangkan ke dalam panci berisi adonan 1.
- Semuanya kemudian dipanaskan lagi, sambil diaduk terus hingga mengental.
- Setelah kental, dituangkan ke dalam wadah es krim (rantang atau sejenisnya) ditaruh ke dalam kulkas (Kühlschrank) selama 3-4 jam.
- Setelah itu dipindahkan ke dalam freezer (Gefrierfach), setiap 1 jam diaduk, supaya tidak terjadi pengkristalan es.
- Setelah 3-4 kali pengadukan ( 3-4 jam) tidak perlu lagi diaduk.
- Jika es krim yang jadi terlalu keras/liat, sebaiknya 10 menit dikeluarkan sebelum disantap.
Selamat menikmati….

MI SEHAT DARI TALAS
I. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan industri kuliner di Indonesia, tanaman umbi-umbian telah lama digunakan masyarakat kita sebagai makanan selingan atau sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Dari sekian banyak jenis umbi-umbian yang paling dikenal adalah talas. Talas (Colocasia esulenta (L) Schoot) atau talas bogor dibudidayakan hampir di seluruh kepulauan nusantara dari tepi pantai sampai ke pegunungan, di atas 1000 meter dari permukaan laut, baik liar maupun ditanam.
Berabad-abad yang lalu, talas merupakan makanan pokok di Asia dan Kepulauan Pasifik. Di Indonesia, talas digunakan sebagai makanan tambahan atau sayur. Umbi talas digunakan untuk berbagai macam masakan. Umbi anak, tangkai dan daunnya digunakan untuk sayur. Umbi dapat diolah menjadi keripik talas yang gurih. Makanan khas yang dibuat dari daun talas adalah buntil. Bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok dan cairan akar rimpang talas digunakan untuk obat bisul. Di Irian jaya, talas digunakan sebagai makanan pokok.
Talas merupakan umbi berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat. Kulit talas berwarna kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Sedangkan warna dagingya putih keruh. Kandungan kimia dalam talas dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat. Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Kandungan gizi talas
Kandungan gizi
Talas mentah
Talas rebus
Energi (kal)
120
108
Protein (g)
1,5
1,4
Lemak (g)
0,3
0,4
Hidrat arang total (g)
28,2
25,0
Serat (g)
0,7
0,9
Abu (g)
0,8
0,8
Kalsium (mg)
31
47
Fosfor (mg)
67
67
Besi (mg)
0,7
0,7
Karoten total
0
0
Vitamin B1 (mg)
0,05
0,06
Vitamin C (mg)
2
4
Air (g)
69,2
72,4
Bagian yang dimakan (%)
85
100
Sumber : Slamet D.S dan Ig.Tarkotjo (1980), majalah gizi dan makanan jilid 4, hal 26, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kira-kira sebanyak 18,2% dan sukrosa serta gula pereduksinya 1,42%.
Rasa gatal yang tertinggal di mulut setelah memakan talas menjadi masalah tersendiri. Rasa gatal tersebut disebabkan oleh suatu zat kimia yang disebut kalsium oksalat. Kalsium oksalat tidak menimbulkan gangguan serius. Kalsium oksalat dapat dihilangkan dengan cara pencucian menggunakan banyak air atau dengan cara pengukusan serta perebusan yang intensif. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Riatyastie dan Arik Purwani menunjukkan bahwa rasa gatal pada talas dapat dihilangkan dengan perendaman menggunakan garam (NaCl) yang dilarutkan dalam air.
Untuk memperoleh kadar kalsium oksalat yang rendah pada talas dapat dilakukan sebagai berikut :
1. talas dicuci sampai bersih selama 5 menit menggunakan perbandingan talas dan air 1 : 4
2. talas direndam selama 20 menit menggunakan NaCl berkadar 1%
3. talas dicuci kembali seperti pada point 1
air yang digunakan sebaiknya air mengandung sedikit mineral dan menggunakan NaCl murni agar tidak ada kotoran yang terserap dalam perendaman.
Pencucian dan perendaman dengan air berfungsi untuk menghilangkan zat-zat pengotor dalam talas. Penurunan kadar oksalat terjadi karena reaksi antara natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksalat (CaC2O4). Garam (NaCl) dilarutkan dalam air terurai menjadi ion-ion Na+ dan Cl-. Ion-ion tersebut bersifat sepereti magnet. Ion Na+ menarik ion-ion yang bermuatan negatif dan Ion Cl- menarik ion-ion yang bermuatan positif. Sedangkan kalsium oksalat (CaC2O4) dalam air terurai menjadi ion-ion Ca2+ dan C2O42-. Na+ mengikat ion C2O42- membentuk natrium oksalat (Na2C2O4). Ion Cl- mengikat Ca2+ membentuk endapan putih kalsium diklorida (CaCl2) yang mudah larut dalam air.
CaC2O4 + 2NaCl Na2C2O4 + CaCl2
Waktu optimum yang dibutuhkan dalam proses pengikatan ini adalah 20 menit. Setelah selesai, talas harus dicuci dan direndam dalam air untuk menghilangkan sisa garam mineral dan endapan yang kemungkinan masih menempel pada talas.
Mie, adalah makanan cepat saji yang biasanya berfungsi sebagai makanan pengganti nasi (khususnya Jawa), mie biasanya menjadi alternative bagi para mahasiswa (anak kos) yang hidupnya serba instant. Oleh karena itu, dengan adanya produk mie dari bahan utama talas ini yang tanpa pengawet, diharapkan mampu menjadi alternative yang ramah terhadap kesehatan.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat:
- Panci ukuran sedang
- Sendok atau pengaduk
- Baskom
- Alat penggiling mie
Bahan:
- Tepung talas 200 gram, siap pakai dari talas segar
- Tepung terigu 50 gram
- Tepung kanji 25 gram
- Garam 1/2 sendok teh
- Telur ayam 3 butir, kocok lepas
- Air 30 ml
- Minyak goreng 2 sendok makan
- Tepung maizena 1 sendok makan
III. CARA PEMBUATAN
- Aduk tepung terigu, tepung talas dan tepung kanji. Tambahkan air, telur dan garam lalu aduk rata. Masukkan minyak goreng sambil terus diuleni hingga tercampur.
- Giling mi sesuai selera.
- Masukkan ke dalam pemotong, pilih yang ukuran kecil. Taburi dengan tepung maizena.
- Rebus mi hingga terapung, angkat lalu perciki dengan minyak goreng, aduk lalu dinginkan.
- Mi siap diolah

Selamat menikmati…..

Profil HIMMAKI Walisongo

Profil HIMMAKI Walisongo

Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMMAKI) merupakan salah satu hima (Himpunan Mahasiswa) yang ada di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo khususnya jurusan Tadris.

HIMMAKI mempunyai sejarah yang berbeda dengan hima-hima lain, tepatnya pada tanggal 17 Mei 2008 di desa medini, Boja, Kendal bayi ini lahir atas respon dari sekelompok mahasiswa yang melihat kurangnya existensi prodi-prodi di bawah jurusan. Dengan dibantu bidan-bidan kompeten akhirnya HIMMAKI lahir tanpa operasi, kini HIMMAKI sudah berusia dua tahun, masih cukup dini untuk berjalan menapaki batuan yang terjal, masih perlu malakukan inovasi-inovasi baru guna meningkatkan kualitas akal mahasiswa kimia.

Di era yang tak mengenal sekat pembatas, serba tanpa batas ini, “cyber campus” katanya, mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan kecil dan mendasar demi existensi mahasiswa kimia di lingkungan tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Melalui HIMMAKI, kami siap menjembatani aspirasi mahasiswa khususnya kimia dan tentunya hal yang positif, inovatif dan konstrukrif.

Visi dan Misi kami cukup sederhana yakni menjadikan mahasiswa kimia lebih berakal, untuk mewujudkan hal itu, HIMMAKI didukung oleh beberapa departemen yang memiliki tugas berbeda-beda, yaitu departemen pendidikan dan pengkaderan, departemen pers (jurnalistik), departemen riset dan pengembangan, serta departemen luar negeri.

Adapun agenda-agenda yang kita lakukan antara lain:

A. Mingguan

1. Dimamia (diskusi mahasiswa kimia)

2. Chemistry Zone

B. Bulanan dan semesteran

1. Mading (majalah dinding)

2. Bulletin

3. Footsal

4. Pameran prakarya kimia

C. Tahunan

1. MAKRAB (malam Keakraban)

2. KKL (kunjungan kerja lapangan)

3. Dies natalis

4. MUBES

5. Dialog Interaktif